Dikaruniai sang buah hati Zoe Larasati Ismunatica Waluyo (13 tahun) yang jago bermain gitar listrik dan Kay Saidpurnama Ismunara Waluyo (7,5 tahun) merupakan Anugerah yang tak dapat tergantikan bagi Christine. Memiliki karir yang cemerlang sebagai Pogram Manager untuk Program Konservasi Pelestarian dan Pemanfaatan Keanekaragaman Hayati melengkapi kesuksesannya saat itu. Tetapi semuanya tidak berjalan sesuai kehendak, ketika anak kedua Christine, Kay, menginjak usia 2 tahun dokter mendiagnosanya sebagai penyandang autisme. Semenjak itu Christine memutuskan untuk menjadi time full mother bagi Kay dan memberikan perhatian penuh untuk setiap kebutuhannya, seperti konsumsi makanan diet yang bebas gluten dan kasein.
Memiliki latar belakang dalam ilmu keanekaragaman hayati mendorong Christine untuk bereksperimen dengan berbagai jenis makanan sehat untuk Kay. Dengan latar belakang pendidikan dan perjalanan karir yang dilaluinya, Christine dapat dengan mudah mengakses para petani yang menghasilkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan pupuk dan pestisida kimia.
Didapur rumahnya Christine bereksperimen lalu mengembangkan berbagai jenis masakan dan snack yang berasal dari tepung, umbi-umbian seperti ubi, singkong, ganyong, talas, dan uwi. Dengan menggunakan bahan tersebut Christine menciptakan aneka makanan seperti bakso, nugget, aneka mie, aneka kerupuk, abon, cookies, cake, dan juga nugget yang dapat dikonsumsi oleh anak berkebutuhan khusus, autisme.
Melihat peluang yang ada Christine berpikir untuk berbagi bersama orang tua yang anaknya menderita austime, lewat Kainara dirinya memproduksi lalu menjual produk-produk yang sesuai dengan kebutuhan diet khusus. Semua produk dijual dengan harga yang terjangkau, berbahan baku lokal, dan rasa yang enak. Untuk menjangkau para orang tua dan komunitas austisme Kainara memasarkan produk melalui website sehingga meminimalkan biaya operasional, waktu fleksibel dan bisa dilakukan dari rumah sembari.
Memutuskan menjadi social entrepreneur yang mengedepankan value added, Christine merintis Kainara dengan kemampuan sendiri, sambil berjalan sambil belajar. Bagi dirinya menjadi wirausaha merupakan sesuatu yang menantang karena harus mampu mengambil keputusan, mengelola usaha dengan benar, percaya diri, dan mandiri. Saat ini profit bukanlah hal yang prioritas bagi Kainara, tetapi dapat membantu orang tua para penyandang autisme, menebar informasi, dan saling berbagi itu adalah sebuah pengabdian hidup yang sempurna.
Walaupun tengah disibukan untuk pengembangan Kainara, kecintaan Christine terhadap keanekaragaman hayati Indonesia tidak dapat dipisahkan. Di sela-sela kesibukannya sebagai Ibu dan women entrepreneur, Christine saat ini juga terlibat sebagai pembina di Yayasan Terumbu Karang Indonesia dan narasumber diberbagai seminar mengenai autisme.
Memutuskan menjadi social entrepreneur yang mengedepankan value added, Christine merintis Kainara dengan kemampuan sendiri, sambil berjalan sambil belajar. Bagi dirinya menjadi wirausaha merupakan sesuatu yang menantang karena harus mampu mengambil keputusan, mengelola usaha dengan benar, percaya diri, dan mandiri. Saat ini profit bukanlah hal yang prioritas bagi Kainara, tetapi dapat membantu orang tua para penyandang autisme, menebar informasi, dan saling berbagi itu adalah sebuah pengabdian hidup yang sempurna.
Walaupun tengah disibukan untuk pengembangan Kainara, kecintaan Christine terhadap keanekaragaman hayati Indonesia tidak dapat dipisahkan. Di sela-sela kesibukannya sebagai Ibu dan women entrepreneur, Christine saat ini juga terlibat sebagai pembina di Yayasan Terumbu Karang Indonesia dan narasumber diberbagai seminar mengenai autisme.
Bagi Saya prestasi menjadi seorang women entrepreneur adalah “ketika menerima pesanan dari pelanggan bahwa anaknya suka dengan produk Kainara dan sangat membantu diet anaknya”.
Jurnalis : Jaka D
0 komentar:
Posting Komentar